Harga Kecintaan pada Ahlulbait as

Seseorang datang mengeluh pada Imam Ali as.

Ia mengadu karena kemiskinannya. Imam menjawab: “Tidak, kamu orang kaya.”
Ia bertanya: “Bagaimana mungkin Ya Imam, sedang aku tidak punya apa-apa”.

Imam(as) berkata: “Kecintaanmu kepada kami Ahlul Bait(as). Maukah kau tukar cintamu dengan seratus dirham?”
Ia menjawab: “Tidak ya Imam.”. “Seribu Dirham?”.
“Tidak ya Imam…”.
“Sepuluh ribu dirham…?”.
“Tidak akan pernah Ya Imam…”.

Imam tersenyum dan berkata: “Lalu, bagaimana mungkin kau berkata kau tidak punya apa-apa ??”.

-Ya Allah Ya Rasul Allah,takkan kami tukar kecintaan ini dengan apa pun hingga akhir hayat kami.
(dari berbagai sumber)

Empat Perkara yang Diwasiatkan Allah kepada Musa as

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as berkata, “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman kepada Nabi Musa as, ‘Wahai Musa, ikutilah nasihat-Ku tentang empat perkara:
Pertama, jangan berusaha mencari-cari kesalahan orang lain sepanjang engkau tidak tahu apakah dosa-dosamu sendiri dimaafkan atau tidak.
Kedua, jangan mencemaskan rezekimu sepanjang engkau tahu bahwa perbendaharaan-Ku tidak habis.
Ketiga, jangan menaruh harapan kepada bantuan orang lain sepanjang engkau tahu bahwa Kerajaan-Ku abadi.
Keempat, jangan merasa aman dari rencana-rencana setan sepanjang setan ada.’”
(Syekh Shaduq, al-Khishal, hal.357)

Tentang Orang Jahil dan Mereka yang Pertama Masuk Neraka

1. Imam Ali as: Mawaddatul juhhal mutaghayyiratul ahwaal wa syaikatul intiqaal. Kecintaan orang-orang jahil mudah berubah cepat berganti. (Ghurarul Hikam, 9826) (08.10.2010 – 10.00)
2. Imam Ali as: Innamal jaahilu man ista’badathu al-mathaalib. Orang jahil adalah orang yang diperbudak oleh keinginannya. (Ghurar al-Hikam), (06.10.2010 – 10.06)
3. Nabi saw : Orang-orang pertama masuk neraka – penguasa yang memerintah dengan tidak adil, orang kaya yang tidak memberikan hak orang lain dalam hartanya, dan orang miskin yang sombong. (Bihar al-Anwar 69: 394) (04.10.2010 -09.59)

Tentang Nasib Alim, Fenomena Akhir Zaman, dan Umat Terbaik Nabi saw

1. Nabi saw bersabda, “Orang alim (berilmu), ilmu, dan amal di surga. Jika alim tidak mengamalkan ilmunya, ilmu dan amalnya di surga, orang alimnya di neraka.” (Firdaws al-Akhbar 3:102) (22.09.2010-10.00)
2. Nabi saw bersabda, “Pada generasi pertama umat ini, orang muda belajar pada yang lebih tua; pada generasi akhir, orang tua belajar pada yang lebih muda.” (Mustadrak Shahihain, 4:504) (15.09.2010-10.07)
3. Nabi saw bersabda, “Umatku yang paling baik ialah yang tetap menjaga kesucian dirinya ketika Allah mengujinya dengan ujian kerinduan.” (Kanzul Ummal 3:373, hadis 7001) (13.09.2010-10.10)

Keutamaan Shalawat

Bershalawat kepada Rasulullah saw dan Ahlulbaitnya (sa) memiliki banyak keutamaan bagi kita di dunia dan akhirat. Keutamaannya antara lainnya:

1. Rasulullah saw bersabda: “Pada hari kiamat aku akan berada di dekat timbangan. Barangsiapa yang berat amal buruknya di atas amal baiknya, aku akan menutupnya dengan shalawat kepadaku sehingga amal baiknya lebih berat karena shalawat.” (Al-Bihar 7/304/72)

2. Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku tiga kali setiap hari dan tiga kali setiap malam, karena cinta dan rindu kepadaku, maka Allah azza wa jalla berhak mengampuni dosa-dosanya pada malam itu dan hari itu.” (Al-Da’awat Al-Rawandi: 89, bab 224, hadis ke 226)

3. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang bershalawat kepadaku ketika akan membaca Al-Quran, malaikat akan selalu memohonkan ampunan baginya selama namaku berada dalam kitab itu.” (Al-Bihar 94/71/65)

4. Rasulullah saw bersabda: “Pada suatu malam aku diperjalankan untuk mi’raj ke langit, lalu aku melihat malaikat yang mempunyai seribu tangan, dan setiap tangan mempunyai seribu jari-jemari. Malaikat itu menghitung dengan jari-jemarinya, lalu aku bertanya kepada Jibril, ‘Siapakah malaikat itu dan apa yang sedang dihitungnya?’ Jibril menjawab, ‘Dia adalah malaikat yang ditugaskan untuk menghitung setiap tetesan hujan, ia menghapal setiap tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi.’ Kemudian aku bertanya kepada malaikat itu: ‘Apakah kamu mengetahui berapa tetesan hujan yang diturunkan dari langit ke bumi sejak Allah menciptakan dunia?’ Ia menjawab: ‘Ya Rasulullah, demi Allah yang mengutusmu membawa kebenaran kepada makhluk-Nya, aku tidak hanya mengetahui setiap tetesan hujan yang turun dari langit ke bumi, tetapi aku juga mengetahui secara rinci berapa jumlah tetesan hujan yang jatuh di lautan, di daratan, di bangunan, di kebun, di tanah yang bergaram, dan yang jatuh di kuburan.’
Kemudian Rasulullah saw bersabda, ‘Aku kagum terhadap kemampuan hapalan dan ingatanmu dalam perhitungan itu.’ Kemudian malaikat itu berkata, ‘Ya Rasulullah, ada yang tak sanggup aku menghapal dan mengingatnya dengan perhitungan tangan dan jari-jemariku ini.’ Rasulullah saw bertanya, ‘Perhitungan apakah itu?’ Ia menjawab, ‘Ketika suatu kaum dari umatmu menghadiri suatu majelis, lalu namamu disebutkan di majelis itu, kemudian mereka bershalawat kepadamu. Pahala shalawat mereka itulah yang tak sanggup aku menghitungnya.” (Al-Mustadrak Syeikh An-Nuri, jilid 5: 355, hadis ke 72)

5. Rasulullah saw bersabda: “Sebagaimana orang bermimpi, aku juga pernah bermimpi pamanku Hamzah bin Abdullah dan saudaraku Ja’far al-Thayyar. Mereka memegang tempat makanan yang berisi buah pidara lalu mereka memakannya tak lama kemudian buah pidara itu berubah menjadi buah anggur, lalu mereka memakannya tak lama kemudian buah anggur itu berubah menjadi buah kurma yang masih segar. Saat mereka memakan buah kurma itu tak lama segera aku mendekati mereka dan bertanya kepada mereka: Demi ayahku jadi tebusan kalian, amal apa yang paling utama yang kalian dapatkan? Mereka menjawab: Demi ayahku dan ibuku jadi tebusanmu, kami mendapatkan amal yang paling utama adalah shalawat kepadamu, memberi minuman, dan cinta kepada Ali bin Abi Thalib (sa).” (Al-Da’awat Al-Rawandi, hal. 90, bab 224, hadis ke 227)
Baca entri selengkapnya »

Tentang Murka Allah, Mencintai Kebaikan dan Pelakunya serta Yang Paling Mulia dan Yang Dibenci oleh Allah

1. Nabi saw bersabda: Innallaha laa yaghdhabu idza mudihal faasik. Allah murka jika orang durhaka dipuja. (Mishbal al-Syarii’ah 264) (26/05/2010-10.31)
2. Nabi saw bersabda; Cintailah kebaikan dan orang baik, karena demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, kebahagiaan dan keberkahan itu bersama mereka. (Kanzul Ummal 6: 345) (30/06/2010-10.31)
3. Nabi saw: Yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling banyak lapar dan tafakur. Yang paling dibenci Allah ialah tukang makan, tukang tidur, dan peminum. (Tanbih al-Khawatir 1: 124) (9/7/2010-10.01)

Tentang Pendengki, Bakhil, Penyantun, dan Saling Menuntut

1. Imam Ali as : Al-hasuud abadan ‘aliil wal bakhil abadan dzaliil. Orang dengki itu sakit selamanya dan orang bakhil itu hina selamanya. (Ghurar al-Hikam 1764) (5/5/2010 ; 10:32:18)
2. Imam Ali as: Al-haliim man idza uudziya shabar wa idza zhulima ghafar. Orang yang penyantun ialah orang yang bila disakiti bersabar, bila dizalimi memaafkan. (Ghurar al-Hikam 3892) (10/5/2010 ; 10:31:55)
3. Imam Ali as: Kamaa tadiinu tudanuu. As you give, so shall you get. Sebagaimana kauminta orang lain untuk berbuat, kaujuga akan dituntut hal yang sama (Kalimat Qushar) (12/5/2010 ; 09:32:31)

Tentang Dua Tonggak Kehinaan, Sebagian Ciri Orang Bertakwa, dan Kejahilan Paling Besar

1. Imam Ali as : Barangsiapa yang menggabungkan kerakusan pada dunia dengan kebakhilan, ia telah menegakkan dua tonggak kehinaan. (Ghurar Al-Hikam) (19/4/2010 ; 14:31:34)
2. Imam Ali as: Ciri orang takwa menurut Imam Ali: Manthiquhum al-shawaab, wa malbasumuhum al-iqtishaad. Bicaranya benar, hidupnya sederhana (Nahjul Balaghah, Khotbah 193) (21/4/2010 ; 10:58:41)
3. Imam Ali as: Kejahilan yang paling besar ialah melawan yang kuat, bersahabat dengan ahli maksiat, dan mempercayai pengkhianat. (Ghurar Al-Hikam) (26/4/2010 ;17:40:36)

Tentang Relasi Pahala dan Ujian, Keras Kepala dan Pertengkaran, dan Keselamatan Manusia pada Lidahnya

1. Imam Ali as: ‘ALA QADRIL BALAA YAKUUNUL JAZAA. Besarnya pahala disesuaikan dengan beratnya ujian. (Ghurar Al-Hikam) (13/4/2010; 10:44:29)
2. Imam Ali as: ALLAJJAAJ YUNTIJUL HURUUB WA YUUGHIRUL QULUUB. Keras kepala menimbulkan pertengkaran dan membangkitkan kemarahan. (Ghurar Al-Hikam) (15/4/2010; 10:44:01)
3. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa aalihi: SALAAMATUL INSAAN FI HIFZHIL LISAAN. Selamatnya manusia karena menjaga lidahnya. (Bihar Al-Anwar 71: 286) (16/4/2010; 11:00:18)

Tentang Tidak Boleh Memusuhi Apa yang Tidak Diketahui, Baca Al-Quran sebagai Ungkapan Rindu Bercakap dengan Tuhan, dan Orang yang Mencari Ilmu Dicari Surga

1. Imam Ali ‘alaihissalam berkata: Janganlah kalian memusuhi apa yang tidak kamu ketahui. Karena kebanyakan ilmu itu berada pada tempat yang tidak kamu ketahui. (31/3/2010 ; 12:17:56)
2. Rasul shallallahu ‘alaihi wa aalihi wassalam bersabda: Idza ahabba ahadukum an yuhadditsa rabbahu, falyaqraul qur’ana. Jika seseorang di antaramu rindu bercakap dengan Tuhannya, hendaklah ia membaca Al-Quran. (7/4/2010 ; 12:01:27)
3. Rasul shallallahu ‘alaihi wa aalihi wassalam bersabda: Man kaana fii thalabil ‘ilmi kaanatil jannah fii thalabihi. Barangsiapa sedang mencari ilmu, maka ia pun sedang dicari surga. (9/4/2010 ;10:13:33)

« Older entries